Langsung ke konten utama

Postingan

Tentang Kami

          Dokter Indonesia Bersatu (DIB) berawal dari grup sosial media yang anggotanya adalah dokter-dokter yang berkenalan di dunia maya. Melihat progresivitas grup dari sisi keanggotaan dan masalah yang dibicarakan maka tercapailah kesepakatan menjadikannya sebuah gerakan moral dokter Indonesia.   Terbentuknya DIB dipicu oleh realitas sosial yang berkembang akhir-akhir ini yaitu makin tersudutnya profesi dokter di Indonesia oleh berbagai macam kasus dan pemberitaan media massa. Banyaknya permasalahan yang timbul dalam kesehatan dan pelayanan kedokteran seakan-akan dokterlah yang bertanggung jawab.      Potret muram profesi  terlihat jelas, berbagai keluh kesah dan sumpah serapah ditujukan kepada dokter. Kadang terlihat pesimisme, kekecewaan sekaligus ketidakberdayaan dokter menghadapinya. Ketika seorang anggota dewan yang terhormat menyatakan bahwa profesi dokter lebih rendah daripada polantas yang menilang di jalan atau bah...
Postingan terbaru

TIPS BERHENTI MEROKOK

Tak kurang usaha pemerintah dan tenaga medis mensosialisasikan bahaya rokok bagi kesehatan tubuh dan lingkungan, namun berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia ternyata justru menduduki pasar rokok tertinggi ketiga dunia setelah Cina dan India dengan jumlah perokok laki-laki dewasa paling tinggi di dunia.  Hal ini tentu sangat memprihatinkan, namun tak dapat dipungkiri bahwa usaha untuk berhenti merokok memang bukan perkara mudah bagi mereka yang sudah kecanduan.  Untuk mencapai itu, selain adanya motivasi dari yang bersangkutan juga diperlukan peran tim medis juga keluarga.  TIPS BERHENTI MEROKOK TUMBUHKAN MOTIVASI 1. Rubah Pola Pikir  Adalah Keliru/salah bila menganggap bahwa : Merokok dapat menenangkan pikiran dan meningkatkan daya konsentrasi Merokok adalah hak individu yang tidak boleh diganggu gugat. Faktanya :  Pengaruh nikotin membuat kecanduan, pecandu rokok jadi gelisah, berkeringat dingin dan sakit perut bila t...

Seminar Sehari Kemenkes Dialog Konstruktif Pemangku Kepentingan Untuk Peningkatan JKN 30 Mei 2016

Seminar Sehari Dialog Konstruktif Pemangku Kepentingan Untuk Peningkatan JKN Senin, 30 Mei 2016 bertempat di Ballrom Crowne Plaza Hotel diadakan seminar sehari terkait evaluasi pelaksanaan JKN. Dokter Indonesia Bersatu (DIB) menjadi salah satu peserta dalam acara tersebut. Diawali pembukaan acara oleh Menteri Kesehatan yang mengemukakan beberapa tantangan   yaitu masalah 1. Kepesertaan; 2. Iuran yang terbatas (terjadi disparitas antara kebutuhan ideal dan penetapan); 3. Perbedaan resiko antar kelompok peserta; 4. Transisi Epidemiologik (13,6 T atau 23,9% biaya pelayanan kesehatan th 2015 dihabiskan   untuk membiayai penyakit katastropik) 5. Belum meratanya Faskes, SDM dan Mutu Pelayanan; 6. Sustainbilitas pembiayaan JKN. Setidaknya sudah ada pernyataan bahwa pelaksanaan JKN selama 2 th terakhir menyisakan banyak permasalahan. Dengan acara ini diharapkan para pemangku kepentingan dapat mengidentifikasi berbagai kesenjangan penyelenggaraan JKN. Selanjutnya   ...

Diskusi Mengenai DLP, Gratifikasi dan MEA Bersama Ketua KKI Prof. Dr. dr. Bambang Supriyatno, Sp.A (K)

Perwakilan Dokter Indonesia Bersatu (DIB) mengunjungi Konsil Kedokteran Indonesia yang beralamat di Jl. Teuku Cik Ditiro No. 6 Menteng, Jakarta Pusat pada hari ini, Rabu 25 Mei 2016 pukul 07.00 WIB. Tujuan kunjungan kali ini adalah untuk berdiskusi bersama ketua KKI periode 2014-2019, Prof. Dr. dr. Bambang Supriyatno, Sp.A (K). Pembicaraan seputar topik yang masih hangat dibicarakan yaitu Dokter Layanan Primer (DLP), gratifikasi dokter dan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).  Sampai saat ini aturan turunan tentang DLP dan kurikulumnya masih dalam pembahasan bersama antara IDI, Dikti, Kementerian Kesehatan, AIPKI dan KKI. Yang telah diputuskan saat ini adalah bahwa DLP bukan spesialis dan tidak ada kewajiban untuk mengikuti pendidikan DLP . Ada yang menyatakan perlu UU tandingan bahkan judicial review UU Dikdok. Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf, M.E, ST, MSi dan anggota Komisi X DPR RI Dra. Popong Otje Djundjunan bahkan bersedia memfasilitasi amandemen UU Pendidikan Kedok...

Pernyataan Sikap DIB Terkait Gugatan Hukum yang Diajukan Dr.Restuti Hidayani Saragih, Sp.PD, FINASIM & Dr. Andika Sitepu, Sp.JP(K) FIHA Terhadap Ketua IDI Cabang Medan

PERNYATAAN  SIKAP DIB TERKAIT GUGATAN HUKUM YANG DIAJUKAN Dr.RESTUTI HIDAYANI SARAGIH ,SpPD, FINASIM & Dr.ANDIKA SITEPU,SpJP(K),FIHA TERHADAP KETUA IDI CABANG MEDAN Adalah hak tiap warna negara yang merasa dirugikan untuk menuntut keadilan melalui jalur hukum. seperti yang diajukan oleh Dr.Restuti Hidayani Saragih ,SpPD, FINASIM & Dr.Andika Sitepu,SpJP(K),FIHA di Pengadilan Negeri Medan. Kasus ini sudah sepatutnya menjadi pembelajaran bagi semua pihak terutama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai Organisasi Profesi Kedokteran. Dokter Indonesia Bersatu (DIB) sebagai sebuah gerakan moral sudah tentu mendorong profesi Dokter agar kembali pada kesejawatan dan idealisme profesi. Oleh karena itu, DIB menyatakan : 1.   Mendukung segala bentuk upaya penyelesaian kasus yang dialami Dr.Restuti Hidayani Saragih ,SpPD, FINASIM & Dr.Andika Sitepu,SpJP(K),FIHA. 2   2.  Mendesak Ketua Pengurus Besar IDI Prof. Dr. H. Ilham Oetama Marsis Sp.OG (K) ...

Eksploitasi Mahasiswa Kedokteran

Dr. Erta Priadi Wirawijaya Sp.JP        Tanggal 5 maret 1984 terjadi kasus kematian Libby Zion di New York Hospital. Wanita 18 tahun ini meninggal karena demam yang tinggi. Saat itu pasien ditangani oleh residen dan dokter muda. Tetapi yang terjadi setelah diberi obat, panas terus meningkat sampai 42ยบ C dan pasien meninggal dalam keadaan cardiac arrest akibat hipertermia. Keluarga tidak puas lalu menuntut. Terjadi kontroversi tentang penyebab kematian, tapi banyak ahli berpendapat itu disebabkan serotonin syndrome, yaitu interaksi obat antara phenilzine dan pethidine yang diberikan oleh residen. Hakim peradilan memutuskan bahwa kematian ini akibat kelalaian dokter, terkait akibat beban berat pekerjaan dan kelelahan dokter residen dan dokter muda yang bekerja 36 jam satu shift , dengan pasien yang membludak. Tetapi hakim tidak mengenakan sanksi hukuman kepada para dokter, justru sanksi denda harus dibayar oleh Rumah Sakit dan Departemen Kesehatan . Kasus ini menj...

Audiensi DIB bersama Pak Teten Masduki, Kepala Staf Kepresidenan 20 April 2016

Tiga orang perwakilan DIB bertemu dengan Bapak Teten Masduki, Kepala Staf Kepresidenan. Agenda pertemuan adalah membahas pokok permasalahan yang ada sepanjang pelaksanaan JKN. Diskusi berlangsung sekitar 1 jam. Diawali dengan perkenalan tentang latar belakang DIB oleh dr. M. Yadi Permana , Sp. B (K) Onk selaku presidium DIB, kemudian pemaparan isu-isu kesehatan, diantaranya yaitu masalah def isit anggaran BPJS, cukai rokok, layanan kesehatan yang substandar, pajak alat kesehatan serta sentralisasi kesehatan.  Pak teten menyampaikan, Pemerintah saat ini sedang berupaya secara bertahap melakukan perbaikan. Yang saat ini sedang dikerjakan yaitu mendorong industri farmasi dalam negeri agar harga obat bisa lebih murah. Untuk cukai rokok, usulan sudah cukup lama dibahas tetapi Pemerintah menunggu waktu yang tepat pada saat ekonomi sudah mulai membaik. Kantor staf kepresidenan selama ini terbuka menampung aspirasi dari berbagai lapisan masyarakat yang nantinya akan disaring dan dite...